Foto AMP dan FRI WEST PAPUA dok Buctar Tabuni |
Papua Ujung Panah - Polisi kolonial
Indonesia menangkap 221 orang pada tanggal 1 Desember di tiga kota yang
berbeda, dengan 203 orang yang ditangkap di Jakarta, empat di Sentani, Papua
Barat, dan 14 orang di kota Jawa Tengah Yogyakarta.
Di Jakarta, demonstrasi
damai memperingati ulang tahun kelahiran bangsa Papua Barat, yang dipimpin oleh
Front Rakyat Indonesia untuk Papua Barat (FRI-West Papua) dan Aliansi Mahasiswa
Papua (AMP), berakhir dengan penangkapan brutal oleh Polda Metro Jaya. Sebelum
ditangkap, para pengunjuk rasa dari AMP dan FRI-Papua Barat mengatakan mereka
ruffed dan bahan protes disita.
"Kami bahkan tidak
mencapai bundaran Hotel Indonesia [di Jakarta Pusat] ketika kita diblokir oleh
aparat keamanan. Mereka (personel keamanan) merobek Bintang Kejora ikat
kepala off kepala kita, baris perintah kami dipotong. Kemudian kami
disemprot dengan air dari meriam air. Setelah ini, kami dibawa dalam empat
truk ke markas polisi Metro Jaya ", salah satu pengunjuk rasa, Roberta
Muyapa, mengatakan Suara Papua di Jakarta.
Dia mengatakan bahwa
setelah dibawa ke markas polisi Metro Jaya, para pengunjuk rasa yang tersisa
untuk kering di daerah terbuka untuk sekitar empat jam. Semua 203 dari
mereka, katanya, ditangkap oleh polisi kolonial Indonesia lengkap bersama
dengan ratusan petugas dari Polda Metro Jaya dan polisi paramiliter Brimob.
Mereka yang ditangkap
termasuk juru bicara Papua FRI-West Surya Anta, AMP Ketua Umum Jefry Wenda,
aktivis AMP Bandung Markus Medlama, Gerakan Sosial untuk Demokrasi (Gema
Demokrasi) aktivis Yohanes Damian alias Galesh, Anka Thomas, Jefri Wanda, Frans
Nawipa, Iriantibus Murib, Frans Douw, Pyan Pagawak dan Minus Gibian.
Tiga dari 10 orang yang
ditangkap - Surya Anta, Jefry Wenda dan Markus Medlama - disiksa dan diserang
oleh polisi kolonial Indonesia. Semua dari mereka yang ditangkap di
Jakarta kini telah dirilis.
Di Yogyakarta,
pengunjuk rasa dari AMP dan FRI-Papua Barat yang menggelar demonstrasi damai
dilaporkan telah paksa dicairkan oleh polisi kolonial Indonesia dan anggota
organisasi massa intoleran.
Menurut informasi yang
diterima oleh Suara Papua , di 13:00 polisi Indonesia bersama-sama
dengan puluhan anggota organisasi massa berbaris untuk memblokir pengunjuk rasa
dari FRI-WP dan bahan protes kemudian disita. Beberapa waktu kemudian
polisi diperintahkan untuk menangkap para pengunjuk rasa.
Empat belas orang
dipaksa ke dalam truk dan dihapus dari lokasi. Menurut informasi dari
polisi, mereka dibawa ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum. Namun menurut
informasi terbaru yang diterima di 2:00, 14 dibawa ke Polres metropolitan
Yogyakarta (Polrestabes).
"Kami mengundang
rekan-rekan kami dari kelompok pro-demokrasi untuk pergi ke kantor Yogyakarta
Polrestabes sore ini untuk memberikan solidaritas kepada rekan-rekan aktivis
kami yang ditangkap sehingga mereka akan segera dibebaskan", kata mereka.
14 orang yang ditangkap
adalah
1. Reza (Sosialis Lingkar Studi),
2. Kukuh (Working Rakyat Asosiasi-Organisasi
Komite Saviours),
3.Gevan (Student Perjuangan Pusat Pembebasan Nasional,
Pembebasan),
4. Opan (Muhammadiyah Pimpinan Daerah, PMB),
5.Randi (Pembebasan),
6.Edo
(LBH Yogyakarta),
7. Adli (Pembebasan),
8Danial (Rakyat Indonesia Serikat
Resistance),
9. Opik (PMD),
10. Asrul (Pembebasan),
11. Andi,
12. Aruk,
13. Edi
(Pembebasan).
dan 14 tetap dalam tahanan.
Di ibukota Papua
provinsi Jayapura Sementara itu, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Ones Sekjen
Suhuniap, saat dimintai konfirmasi oleh Suara Papua , menegaskan
bahwa empat aktivis ditangkap dan dibawa ke polisi kota Doyo.
Yang mengatakan bahwa
empat aktivis KNPB Sentani Ryang yang telah merencanakan untuk menghadiri
upacara keagamaan dihentikan dan ditangkap dan bahwa sekretariat KNPB Sentani
dirusak oleh petugas dari Satpol PP Sentani.
"Empat orang
ditangkap di Sentani. Tapi aku tidak memiliki nama-nama mereka belum. Yang
jelas adalah bahwa informasi tentang penangkapan benar. Kami telah meminta
bahwa negara membebaskan mereka dan semua orang yang ditangkap di Yogyakarta
", katanya.
Sumber: https://redflag.org.au/node/5615#hide-block-menuv5
Posting Komentar