Papua Ujung Panah - Ketua
DPR Papua, Yunus Wonda menyatakan prihatin dengan berbagai rangkaian kekerasan
di Papua selama ini, terutama yang menimpa Orang Asli Papua (OAP). Kejadian
terbaru, penembakan remaja di Sugapa, Intan Jaya yang diduga dilakukan oknum
Brimob.
Ia
mengatakan, sudah terlalu banyak OAP yang dibunuh di atas tanahnya. Sudah
terlalu banyak darah tang tumpah di tanah Papua. Sudah terlalu banyak janda,
duda dan yatim piatu.
“Cukup
sudah. Orang Papua sudah terlalu banyak menderita di atas tanahnya sendiri.
Jangan lagi membunuh orang Papua. Membunuh atau menembak orang asli Papua itu
bukan solusi. Kalau mereka berbuat kesalah atau dianggap membahayakan aparat
keamanan, tidak harus ditembak yang bisa mengakibatkan meninggal dunia. Kenapa
tidak dilumpuhkan,” kata Yunus Wonda, Selasa (30/8/2016).
Yunus
Wonda menyatakan kecewa dengan sikap aparat keamanan di Sugapa. Ia menilai
sikap aparat keamanan dalam kasus penembakan Sugapa, seakan menunjukkan arogan
dan emosional mereka.
“Pelaku
penembakan harus dihukum seberat-beratnya. Jangan dibiarkan begitu saja.
Kapolda Papua harus menghentikan cara-cara seperti ini,” ucapnya.
Politisi
Demokrat itu ingin anggota Brimob yang bertugas di wilayah pegunungan Papua
ditarik. Ia lebih menyetujui jika aparat polisi dan anggota Koramil yang
ditugaskan di wilayah pegunungan Papua.
“Kami
minta seluruh Brimob yang bertugas di seluruh pegunungan Papua ditarik. Mereka
tak pantas bertugas di wilayah Pegunungan Papua. Mereka arogan dan berlebihan.
Biarlah polisi dan Koramil yang di sana,” katanya.
Katanya,
kalau kondisinya genting, barulah Brimob bisa ditugaskan di wilayah pegunungan
Papua. Namun dalam kondisi normal, cukup aparat kepolisian yang ditugaskan.
“Kalau
memang sudah gelisah mau menembak orang sebaiknya ke Jalur Gaza. Ikut perang di
sana. Bukan untuk membunuh orang Papua di atas tanah ini. Penembakan bukan
solusi mengatasi masalah,” imbuhnya. (*)
Sumber: http://tabloidjubi.com/16/2016/08/31/ketua-dprp-sudah-terlalu-banyak-oap-dibunuh-di-atas-tanahnya/
Posting Komentar