Gambar tangan West Papua dengan gelang bintang kejora. (NN) |
Essay ini di Tulis oleh Natho Bukega***
Apa yang bisa kita paham, bila kita teriak tutup Freeport, tutup MIFFE, Tutup Minyak, Tutup Perusahan Kelapa sawit, tutup perusahaan-perusahan yang ada di Papua dan mengembalikan Indonesia ke Jakarta dari tanah Papua. Konsep inilah yang perlu di tinjauh kedalam dan melihat secara garis-garis perjuangan rakyat.
Ketika suatu kebenaran untuk hak kemerdekaan telah ada, tetapi itu hanya sebuah hati kecil ketika kolonial menguasai hingga terjerumus dalam praktek kolonial dan mengkolonisasi masyarakat tanpa lihat sejarah gerakan rakyat Papua Barat.
Dalam itu pun, kadang Malah kita menjadi kaki tangan kolonialisme dan kedok Kapitalisme dan memperpanjangkan perjuangan rakyat lagi sebagai biang pemusnahan terhadap rakyat dan terhadap diri kita sendiri dari praktek kolonisasi.
Sesuai itu, otonomisasi adalah bagian dari gula-gula atau kesenangan sementara untuk kenikmatan terhadap orang-orang elit tertentu yang menjalankan praktek Kolonialisme di tanah Papua, sebab lahirnya otonomisasi atas dasar sejarah gerakan rakyat Papua yang saat ini sebagian memperjuangkan untuk suatu penentuan nasib sendiri.
Ketika otonomisasi itu, jatuh ke tangan rakyat Papua yang di pegang oleh elit-elit politik yang rakus akan gula-gula dan yang sekarang membungkam sejarah gerakan rakyat Papua dengan jelas, meskipun hati kecil "Papua untuk Merdeka ada" tetapi sistem yang mengikat dengan kuat sehingga gula-gula manis itu terus di mulut.
Keberadaan otonomi khusus pun, berbagai sumber daya di ambil, seperti sumber daya Alam, sumber daya budaya di gegarkan, dan sumber daya manusia di kerjakan sebagai kelas kedua atau sebagai objektif nya produktivitas tertentu.
Hasil dari itu, banyak sumber daya yang di ekplorasi dan eksploitasi secara besar-besaran, seperti, Hutan di babat, gunung-gunung di tambang, lahan di rampas jadikan lahan investasi atau investor, air, pohon dan lainnya, di ekploitasi secara ilegal.
Dan banyak pekerja baru, hanya satu dan dua pihak yang bekerja menjalankan produksi itu dan di libatkan tenaga kerja baru. Bahkan, tenaga kerja baru di bodohi dengan daya manipulasi nya kapital terhadap diri individu dan diri masyarakat kecil bahkan para pekerja bagi produksi itu.
Bayangkan, bila suatu perusahaan ada di daerah jajahan atau daerah yang kategorinya memperjuangkan hak penentuan nasib sendiri. Apa yang bisa di lakukan, bila perusahan itu ada dan menjajah suku bangsa sendiri dengan kedok Kapital yang ganas. Apakah memperizinkan itu ataukah membatalkan itu? Dan memperjuangkan hak demokratik untuk penentuan nasib sendiri.
Sungguh, ingatlah bahwa berbagai perusahan yang ada di Papua merupakan biang kekerasan, biang pembunuhan, biang menipu dayakan rakyat, dan biang sebagai mengklaim sejarah gerakan rakyat Papua. Sesungguhnya, kepahaman tentang teori dan praktek telah anda mendalam sebagai kekuatan memperjuangkan hak yang sebenarnya bagi rakyat yang ingin penentuan nasib sendiri, maka itukan menyelamatkan rakyat dari berbagai eksploitasi yang ada.
Kolonisasi di berikan otonomi khusus sekitar dari tahun 2002 tetapi itu bukan sebagai kesejahteraan tetapi bagian dari pencitraan Kolonialisme di tanah Papua. terasa juga bahwa perusahan di tanah Papua mengambil emas, tembaga, nikel, uranium, dan kayu, air, batu pasir serta sebagainya. Dan perusahaan-perusahan itu, kita di pekerjakan sebagai alat produksi mereka dan kita di pakai sebagai membunuh rakyat, mencaci maki rakyat, memperpanjang perjuangan pembebasan rakyat dan lain-lainnya.
Apa kah kita tahu mereka bawa kemana emas, nikel, batu bara, tembaga, kayu, air, pasir, tanah, dan sebagainya?
ingat kita sama sekali tidak akan pernah mengetahui apa yang mereka ambil dan curi dan di bodohi dengan uang kertas karena sebagai pekerja gelap, serta kita tidak akan pernah mengetahui tentang emas, nikel, uranium itu mereka bawa kemana.
Bayangkan atas dasar sejarah kita, terus kapital akan membungkam itu dan klo kita hanya sebagai seorang pekerja pasti tunggu gaji saja lalu di manja dengan uang itu.
Tetapi ingat Memangnya, emas, nikel, uranium, tanah dan sebagainya kita yang menciptakan atau kita yang tanam pohon-pohon yang seenaknya di ambil begitu saja.ataukan seenaknya kita jual murah dari hasil itu. Bagimana dengan nasib kita kedepannya ataukah anak cucu kita nantinya. Itulah yang perlu diungkap terus menerus.
Bagian ini adalah prespektif yang musti kita sadar bahwa penjajahan akan menjajah terhadap kami dan kami juga akan ikut serta menjajah suku bangsa kami sendiri, bila tidak paham tentang apa itu perjuangan sebenarnya.
Manusia kan manusia lebih penting dari pada individu yang mementingkan diri sendiri.
Posting Komentar