Cerita dari Bapa dan Mama ku dari Papua bahwa dahulu kala ada pembunuhan dari TNI/PORLI Indonesia terhadap masyarakat pegununggan Papua dan pada saat itu, sangat mengesankan bagi masyarakat pegununggan Papua, karena alasanya masyarakat pegunungan Papua dipaksa untuk mengharuskan mengunakan pakaian dari Negara Koloni Indonesia dengan melakukan penyiksaan dan penembakan terhadap masyarakat pegununggan Papua dengan catatan jika ada yang masih mengunakan Pakaian adat.
Apa lagi masa itu, disebut sebagai Operasi Koteka yang dilakukan pada dahulu tahun 60-an oleh Negara koloni Indonesia sebagai terapan memakai pakaian yang dibuat dari jenis kain atau kapas dari negara-negara lain.
Mengenai hal demikian, sekarang dunia telah mencatat tentang Operasi Koteka yang dilakukan oleh negara koloni Indonesia terhadap bangsa West Papua yang ada di pegunugan tengah Papua masa silam yang lalu.
Dalam kontek Operasi Koteka bukan hanya memaksa untuk memakai pakaian kain dan kapas yang dibuat dari Negara lain, tetapi sebaliknya malah melakukan intimidasi terhadap orang Papua melalui pembunuhan, penembakan, penyiksaan dan tindakan intimidasi lainnya pada masa lalu itu.
Oleh sebab itu, atas dasar tindakan kekerasan dari koloni TNI/PORLI Indonesia terhadap bangsa West Papua sangat kekejaman dan teroris. Maka dari itu, kita dapat ketahui bahwa Negara koloni Indonesia telah mempunyai undang-undang yang di atur mengenai KEBUDAYAAN dalam undang-undang Tahun 1945 dan kini undang-undang itu dirombak dan digunakan dalam undang-undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, di mana di jelaskan bahwa setiap suku budaya dapat melestarikan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari agar kebudayaan menjadi indentitas bangsa dan negara.
Namun, kenyataannya dikatakan budaya indentitas bangsa, itu hanya percuma di mata dunia terutama undang-undang yang di atur oleh Negara Indonesia karena masih ada saja yang menolak budayaku terutama bangsa Indonesia; Bahkan ada yang sampai mengatakan budaya mu adalah budaya porno, ini sangat kurang perhatian bagi kaum Papua atau sangat lazim, sehingga mereka masih menolak budaya ku indentitas bangsa West Papua.
Meskipun Negara Indonesia menolak budaya ku, harapan dari masyarakat Papua kebudayaan akan selalu berjalan dengan asas , moral, dan kebenaran di atas bangsa West Papua yang sudah tertata dan tidak akan goyang sampai Free West Papua.
Budayaku akan selalu hidup dalam sanubari setiap orang/kaum Papua dalam mencapai pembebasan yang damai dan adil. Melalui itu, kebudayaan akan selalu hidup dan selalu lancar dalam melestarikan kebudayaan bangsa West Papua sebagai jati diri indentitas.
By: Natho Bukega
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar